Jumat, 28 Agustus 2009

PD Yeremia 22 Agustus 2009


PD Yeremia 22 Agustus 2009 di rumah Lucy Bungawan

Jam 15.15 saya dan istri melaju meninggalkan kota Serang lewat pintu tol serang barat untuk hadir dalam acara persekutuan doa dengan beberapa saudara seiman di rumah Lucy Bungawan daerah Cipete Cilandak.

Entah sampai kapan jalan tol Jakarta-Merak selesai diperbaiki, mungkin ini dilakukan untuk mengejar waktu mengingatkan rencana kenaikan tariff tol pada bulan September 2009. Memasuki daerah Balaraja perbaikan jalan semakin panjang lagi dan ini membuat laju kendaraan semakin lambat bahkan macet, karena jalur yang ada semakin berkurang menjadi satu jalur akibat ada 2 mobil truk tronton yang mengalami masalah. Jadilah kami harus bersabar ditengah kemacetan menjelang pintu tol cikupa.

Saya kurang suka untuk datang terlambat, tetapi saat itu tidak bisa berkata lain kecuali menerima kenyataan bahwa jalan tol betul-betul menjengkelkan. Menurut saya pelayanan jalan tol Jakarta-Merak masih jauh dari memuaskan.

Akhirnya sekitar jam 16.10 kami tiba juga di pintu tol cikupa, setelah itu baru jalan sangat lengang sehingga dapat melaju lebih cepat hingga keluar di pintu Kebun Nanas. Terus melaju dengan cepat ke arah tol Serpong dan sambil bercerita tentang tempat-tempat yang kami lalui akhirnya kami tiba di rumah Lucy sekitar jam 17.00 lebih 10 menit.

Ferry, Riana, Andre, Nathan (anaknya Andre), Diana (ada didalam) sudah hadir dan tentu saja Lucy sebagai tuan rumah. Saya tidak melihat tikar atau karpet yang di gelar ditempat itu tetapi justru kursi-kursi yang telah ditata rapi, padahal sebelum acara ini Lucy sudah ‘woro-woro’ untuk membawa tikar ataupun karpet dari rumah masing-masing. “Gak perlu tikarnya sebab jumlah hadir tidak terlalu banyak jadi pakai kursi aja’ demikian katanya.

Sebenarnya perut sudah memperlihatkan tanda-tanda pemberontakan karena lapar, tetapi karena kami pikir waktu sudah tidak bisa dikompromikan akhirnya kami berdua membatalkan rencana untuk makan di rumah makan. Kalau saja kami tahu bahwa masih banyak yang belum datang tentu kami tidak perlu harus makan malam di jam 21.30 di dekat Superindo Pamulang. Tetapi tidak apa-apa dirumah Lucy kami bisa mengganjal perut kami dengan kue dan risol buatan tante Bungawan.

Setelah beberapa waktu datanglah Yudi, disusul oma Ellen kemudian Atta juga datang, waktu Atta datang yang dicari pertama kali adalah sang suami Yudi. ‘Bukannya nyari tuan rumah atau yang lain masih aja suami dulu yang pertama di cari’ demikian canda kami.

Menanti kawan-kawan yang lain kami berbincang-bincang, karena waktu terus berjalan menuju waktu buka puasa, Ferry pun berkata ‘Nanti kalau ada yang datang kita langsung serempak nyanyi Bapa terima kasih, supaya mereka pikir sudah selesai kebaktian’ dan kami pun tertawa menyetujui.
Tetapi rencana itu kami batalkan karena yang datang kemudian adalah Yonan, istri dan kedua anaknya. ‘Ngak usah, ngak enak dibecandain masalahnya Yonan datang sekeluarga masa dibecandain’ demikian kata Ferry. Setelah itu datanglah penjaja villa dipuncak yang kami sewa untuk memainkan gitar yaitu Bambang Samuel. Dia datang dengan seragam khas penjaja villa minus senter.

Kebaktian

Semula Ferry yang akan memimpin ibadah sebagai MC tapi dia mengalihkan tugas itu kepada saya, ternyata pemain musik kita tidak terlalu mengikuti perkembangan musik yang banyak dinyanyikan di gereja-gereja Bethel-Pantekosta, sehingga harus menyesuaikan diri terlebih dahulu, tapi berkat kepiawaiannya tidak diperlukan waktu lama sehingga kebaktian bisa segera dimulai.

Lagu pujian dinaikkan, suka cita terpancar di wajah setiap kami dan sungguh Allah hadir di tengah-tengah kami. Satu lagu yang berkesan pada waktu saya pertama kali bergabung dengan PD Yeremia sekitar tahun 1985 adalah ‘Ku tahu Roh Allah ada disini’ menjadi lagu yang tak dilewatkan untuk dinyanyikan. Setelah menaikkan beberapa lagu pujian tiba saatnya Firman Tuhan diperdengarkan melalui hambaNya Pdt. Andre Koetin.

Bapak pendeta ini membacakan ayat dari Lukas 2 :52 “Dan Yesus makin bertambah besar dan bertambah hikmatNya dab besar-Nya dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia”.

Intinya sebagai berikut : Setelah beberapa lamanya kita tidak bertemu lagi tentu ada banyak perubahan pada tiap kita masing-masing. Usia bertambah, jumlah keluarga bertambah, berat badan bertambah atau mungkin deposito dan harta bertambah. Tetapi adalah hal yang lebih penting bagi kita semua anak-anak Tuhan untuk bertambah hikmat di dalam Tuhan, bertambah bijaksana, bertambah mencintai Firman Tuhan, bertambah waktu dalam berdoa dan bertambah peran dalam pelayanan.

Adakah hal itu menjadi sebuah perwujudan nyata sebagaimana Kristus yang bukan saja bertambah besar dalam fisik akan tetapi bertambah hikmat dalam Allah dan bertambah besar di dalam Tuhan. Sebagaimana lagu lama yang berbunyi ‘Dia harus semakin bertambah ku harus semakin berkurang….’

Bagaimana dengan waktu teduh kita ? sebagai bentuk nyata kerendahan hati kita dihadapan Allah kita akan selalu mencari wajah Tuhan dan kehendakNya setiap hari lewat doa dan Firman Tuhan, karena kita menyadari tanpa Dia kita tidak bisa apa-apa.

Bapak pendeta ini juga mengatakan bahwa kerinduan dia untuk lebih banyak lagi memperkenalkan Kristus kepada orang lain terdorong oleh amanat agung Tuhan Yesus. Waktu kita masih sama-sama bernaung di dalam PD Yeremia kita selalu punya pandangan ‘Jangan seorangpun memandang kita rendah karena kita muda, tetapi jadilah teladan bagi orang-orang percaya’. Kalau dulu waktu kita muda saja kita harus jadi teladan apalagi sekarang kita sudah bertambah usia, bertambah tua tentu keteladanan kita harus semakin berbobot. Jadi mari semua saudara-saudara dalam Tuhan seiring bertambahnya usia kita bertambah juga iman kita dalam Tuhan. Amin.

Acara dilanjutkan dengan sharing masing-masing pelayanan, di mulai dari saya sendiri. Saya megutarakan permintaan maaf kalau saya berperan besar dalam bubarnya PD Yeremia karena di masa kepengurusan sayalah PD Yeremia fakum dan bubar. Hal ini saya akui karena keteledoran dan keegoisan pribadi, kenyataan ini sempat menjadi penyebab keragu-raguan untuk mengkoordinir sebuah persekutuan pekerja di pabrik dimana saya bekerja sejak April 1995 di Serang yang mempunyai pekerja kurang lebih 40.000 dengan kira-kira 1000 pekerja beragama Kristen. Selain itu oleh karena anugerahNya saat ini juga terlibat pelayanan di GBI Eliezar Serang sebagai komisi pemuridan.

Ferry Simanjuntak, siapa yang tidak kenal pria ini, semua yang pernah mengenal PD Yeremia pasti mengenal dia, karena dia adalah sesepuh generasi ke generasi. Sesuai dengan latar belakang dan dunianya, saat ini dia tetap berkecimpung di dunia pendidikan Kristen salah satunya di STT IMAN jl. Wijaya dekat GSRI. Selain itu diapun aktif pelayanan di PGI propinsi DKI Jakarta, jadi kalau ada gereja di DKI yang akan mendirikan gedung gereja dia akan ikut sibuk membantu proses perijinannya.

Sebenarnya dia sudah diminta untuk menjadi Pendeta tetapi berhubung masih aktif di politik di belum bisa menyanggupinya. Mengenai politik, jangan apriori dulu, menurutnya politik adalah salah satu alat perjuangan. Di DPR kita bisa memperjuangkan rencanca anggaran dan rencana UU bagi kepentingan gereja. Ferry mengucap syukur sekalipun dia berasal dari sinode dan gereja yang tidak begitu besar tapi Tuhan memepercayakan dirinya untuk berkontribusi di PGI DKI.

Andre Kotien akhirnya terpanggil untuk menjadi pendeta sekalipun tidak mudah baginya untuk menjawab panggilan itu, sebelumnya dia merintis persekutuan di rumahnya dibantu oleh teman hidupnya di Pondok Pucung, ada persekutuan ibu-ibu, persekutuan remaja. Pelayanan-pelayanan yang Tuhan percayakan kepadanya semakin menambah kerinduannya untuk lebih banyak lagi menjangkau jiwa-jiwa terutama yang ada di luar tembok gereja. Di samping itu keterlibatannya dalam pelayanan antar wilayah dan budaya seperti Timika mengharuskan dirinya untuk mengundurkan diri dari pekerjaannya di sebuah perusahaan sekuler. Sebuah gereja yang hampir 7 bulan ditinggal oleh gembalanya karena aktif didunia politik membutuhkan dia di gembalakan.

Lucy Bungawan, kefakuman PD Yeremia tidak melarutkan dia dalam kefakuman melayani. Kembali ke GKI panglima Polim di mana dia berjemaat adalah kerinduannya untuk memuliakan Tuhan Yesus. Ada banyak karya yang dilakukan untuk Tuhan salah satunya adalah mengadakan KKR yang hampir mustahil di adakan di GKI Panglima Polim, tapi berkat bantuan rekan-rekan yang memiliki kerinduan sama dan tentunya oleh pertolongan Dia yang empunya pelayanan maka KKR tersebut bisa diadakan dengan dana awal 250ribu dan tanpa minta sumbangan kiri-kanan Tuhan mencukupkan dengan limpahnya.

Atta, melayani di GPIB Sumber Kasih dan sangat bersyukur dengan banyak pengajaran dan pembinaan di PD Yeremia yang menjadi bekal untuk melayani lebih lanjut. Saat ini dia terlibat aktif khususnya di pelayanan keluar untuk diakonia.

Mercy Mandagie, yang termuda dari seluruh ex PD Yeremia yang hadir tetap antusias dalam melayani di GPIB Sumber Kasih dan mempunyai harapan yang besar agar kita semua tidak berhenti sampai disini saja untuk menghangatkan persekutuan tetapi terus kontak dan saling mendukung.

Mengingat waktu yang tidak memungkinkan untuk memberi kesempatan kepada semua yang hadir maka di kesempatan berikutnya sharing dan kesesaksian akan dilanjutkan oleh yang lainnya. Mudah-mudahan ex PD Yeremia lebih banyak yang hadir dan kita bisa saling menopang dalam dunia pelayanan kita masing-masing.

Waktu hampir menunjukkan pukul 9 malam ketika tiba acara berfoto bersama dan satu persatu meninggalkan rumah Lucy. Ketika kami pulang Ferry, Ronal, Mercy, Diana, Riana, Yudi dan Atta serta Lucy tentunya masih tinggal untuk diskusi rencana pertemuan berikutnya terutama membahas usulan Ferry untuk merayakan ulang tahun Yeremia 4 Oktober 2009.

Sampai jumpa saudara-saudara seiman, Tuhan Yesus memberkati kita semua, setialah seperti Tuhan Yesus setia.

SHS
GBU

Tidak ada komentar: