Rabu, 29 Juli 2009

PD Yeremia (temu kangen)


Sabtu 25 Juli 2009

Hari ini sepulang dari bekerja di pabrik saya akan langsung ke CITOS untuk bertemu dengan saudara-saudara seiman, rekan-rekan persekutuan doa Yeremia Cipete Cilandak. Kurang lebih sejak tahun 1993 saya tak pernah lagi bertemu dengan mereka. PD Yeremia tidak akan pernah terlupakan, karena lewat wadah persekutuan itulah saya mengenal dan menerima Kristus pada saat saya duduk di bangku SMA kelas 2.

Untuk menulis semua kenangan selama berkumpul, bersekutu, melayani di persekutuan ini akan dibutuhkan banyak halaman, belum lagi pengalaman dan persahabatan dengan masing-masing saudara yang ada di dalamnya. Karena ke-egoisan dan kecerobohan saya sendirilah yang menyebabkan persahabatan dan keindahan tersebut menjadi redup.

Tahun-tahun berlalu tetapi PD Yeremia dan orang-orang didalamnya tetap mendapat tempat istimewa bagi saya, hingga kemudian teknologi infomasi yang bernama Facebook di Internet, komunikasi yang lama sudah tak ada mulai bisa terjalin sedikit demi sedikit hingga akhirnya dari sekedar tegur sapa yang agak canggung karena lama saya tak bertemu mereka terlebih sejak berdomisi di Serang Banten sampai muncul ajakan untuk bertemu kembali dengan tema ‘temu kangen Yeremia 2009’.

Dengan antusias dari beberapa rekan untuk hadir dan penyesalan tidak bisa ikutan dari beberapa yang lain ditentukanlah hari Sabtu jam 15.00 (3 sore) untuk kumpul di Citos tangal 25 Juli 2009, rencana semula jam 18.00 berubah karena usul seorang rekan, walaupun rekan yang mengusulkan tidak bisa hadir tapi ‘thanks’ atas usulnya sehingga waktu berkumpul menjadi lebih panjang.

Teringat pengalaman pertama kali datang ke PD Yeremia di tempat mba Yuni, kala itu perasaan segan dan malu untuk hadir karena tidak mengenal siapapun kecuali ‘abang (alm) yang mengajak, ditambah belum mandi dan bau keringat sehabis nonton basket di GOR Cilandak saya memberanikan diri untuk datang. Selanjutnya, minggu demi minggu saya terlibat di dalamnya. Untuk pertemuan kali inipun seolah-olah perasaan yang sama, grogi,malu dan canggung kembali menyelimuti hati ini. Sebelum pertemuan tersebut, saya pernah mengirim pesan kepada Ferry untuk menyapa dan meminta maaf dan puji Tuhan dia masih baik dan tidak mempermasalahkan kejadian beberapa waktu lalu.

Untuk menjaga kondisi supaya segar, saya tidak keluar rumah hari Jumat malam dan tidak tidur terlalu larut, maklum hari Sabtu saya tetap kerja setengah hari dan pasti akan pulang dari acara tersebut kembali ke Serang sampai larut malam. Saya beritahu istri saya akan rencana hari Sabtu, dia tidak keberatan dan mendukung untuk saya menghadirinya dan saya katakan kepadanya mampir sebentar di rumah Raphael untuk mandi sebelu ke Serang.

Jam 11.30 saya berusaha menghubungi Jimmy tak kunjung berhasil, rupanya no HP nya kurang satu angka. Begitu tersambung ‘Halo…. Ini Jimmy ya… saya kak Sampe kamu sekarang ada dimana….?’ Agak keras suara saya karena suara berisik disekitarnya,rupanya dia sedang ada di jalan, diapun menyahut ‘Halo.. kak Sampe saya ada di Cibubur mau ke Cianjur naik motor’ sayapun menjawab ‘Udah batalin aja hari ini PD Yeremia mau ketemuan di Citos jam 3 sore bisa datang ga kamu..?’ ‘Oh… ya saya pasti datang tapi ke Cianjur dulu ga bisa dibatalin nanti langsung saya ke Citos pasti kak, … saya terlalu cinta sama Yeremia’.

‘Gila juga mau ke Cianjur terus balik lagi ke Citos pakai motor…’ hebat.. begitu saya berpikir, emang masih nekad nih anak Alor yang satu ini.

Jam setengah satu saya langsung meluncur ke Citos lewat jalan Tol Jkt-Merak yang sedang perbaikan di sana-sini, memang luar bisa jalan tol ini, sudah paling parah tarifnya mahal banget lagi dan rencananya September 2009 mau dinaikkin lagi tarifnya. Sekitar jam 13.45 mulai keluar tol dan masuk jalan Serpong… wuih macet bo… apalagi petir mulai bersahut-sahutan dan awan gelap tanda hujan lebat mulai kelihatan.

Benar saja lewat Gading Serpong hujan lebat mulai turun sehingga lalu lintas yang memang sedang padat bertambah macet karena banyak kendaraan berjalan lambat sambil menghindari genangan air yang tinggi di lajur kiri jalan, dan hujan ini terus turun bahkan sampai saya tiba di Citos hujan tak juga reda.

Dengan ekstra hati-hati saya terus melaju sambil sekali-kali melirik jam untuk memastikan saya tidak terlambat nantinya, karena sudah janji dengan seseorang untuk ambil sabun detergent untuk laundry di Puspitaloka Serpong jam 2 maka saya sempatkan untuk mencari alamat tersebut, setelah sedikit berputar mencari akhirnya alamat yang dicari ketemu juga, disebuah garasi mobil untuk aktifitas 3 perusahaan saya ambil 1 karung detergent.

Lepas dari Puspitaloka saya langsung masuk tol serpong, hujan terus turun dengan lebat, di pintu tol saya bertanya untuk memastikan saya keluar di pintu mana supaya tidak masuk JORR ke petugas tol, rupanya petunjuk yang diberikan tidak tepat jadilah saya berputar-putar dalam hujan yang lebat terjebak kemacetan Tanah Kusir dan Arteri Pondok Indah.

Saya mengucap syukur memasuki Pondok Indah jalanan benar-benar lancar. Saya hubungi Lucy memberitahu posisi ‘Kami udah nyampe nihh… ‘ jawabnya dan saya juga hubungi Jimmy untuk mengetahui posisinya dan memastikan kehadirannya.

Masuk Citos, ramai sekali hari itu sehingga untuk mencari parkir mutar-mutar dibawah ga dapat juga, maksudnya supaya tidak kena hujan tapi apa daya setelah mutar-mutar akhirnya dapatnya di luar juga gedung juga, mau ga mau harus keluarin paying.

Ke toilet sebentar sambil ngamatin beberapa oang jangan-jangan ketemu teman Yeremia yang udah berubah penampilannya, ada seseorang yang mirip Mercy… Mercy bukan ya, ah gak lah beda.. malu kalo salah.

Walupun punya KTP Cipete Cilandak seumur-umur baru 2 kali ini saya masuk Citos, maklum dulu belum ada Citos, jalan tol didepannya aja tempat main bola waktu SMA. Jadi saya jalan terus….. akhirnya dari kejauhan kelihatanlah Lucy Bungawan melambaikan tangan.

Di situ sudah hadir Lucy, Diana, Kak Yulia, Andre, Mercy, Surya. Lucy tidak banyak berubah tetap ramai dengan ocehannya tapi semakin dewasa, Mercy…. ya ampun pipinya tembem amat tapi masih bisa langsung dikenalin, Surya tetap dengan penampilan yang sama (langsung inget sama motor vespanya waktu ke Puncak). Diana Siregar juga langsung bisa dikenali, Kak Yuli datang jauh-jauh dari Bekasi demi ketemuan dengan semangat yang tetap muda sekalipun harus datang dengan ‘supir yang berganti-ganti’, Pdt Andre (ya udah jadi pendeta di GKRI) luar biasa kawan ini rupanya kerinduan lama terwujud juga cuma agak jarang ketemu pendeta yang plontos abis, pdt yang lain biasanya masih disisaiin dikit.

Sebelum berangkat dari pabrik saya menyempatkan diri untuk check tensi supaya bisa jaga-jaga sama makanan (maklum punya riwayat hypertensi), jadi untuk amannya pesen teh hangat aja kalau makan kebetulan sebelum pulang mampir di kantin pabrik.

Perasaan canggung lagsung pergi entah kemana, karena kawan-kawan langsung ngobrol akrab dan kadang-kadang tertawa lebar, walaupun sudah pada tambah usia dan lama tidak ketemu tapi sifat jenaka masing-masing masih sama tapi tentu sekarang lebih berbobot (bukan bobot badannya aja yang bertambah) dan dewasa….

Saya menguhubungi Jimmy, udah di Cibubur katanya, Ferry lagi menuju Citos, Yudi, Atta, Yana belum juga datang tapi pasti datang. Muncul kemudian Ellen, walaupun tidak dalam waktu yang sama di Yeremia tapi saya tahu ibu ini, yang dijuluki oma Ellen oleh Lucy dan Diana, bahkan menurut Diana wajah Ellen mendahului umurnya.

Perbincangan ringan dan segar terus mengalir menanyakan kabar dan kegiatan masing-masing. Setelah itu muncullah Yonan, ha…ha… tambah item aja kawan yang satu ini dan rambut depannya udah mulai menghilang, pikirannya dagang melulu, waktu pertama kali saya memberitahukan tentang istri saya spontan dia ngmong ‘Enak dong elu punya ruko’ selama di Citos dia terus memantau pergerakan bisnis mobilnya dan ada yang deal katanya.

Setelah itu berturut-turut Ferry ‘Van Basten’ Simanjuntak disusul Bambang bersama Ronald (berjalan beriringan seperti David and Goliath) tapi waktu duduk sama tinggi Cuma berdiri tidak sama tinggi. Di susul lagi Yana,suami dan anaknya kemudian pasangan Yeremia Yudi dan Atta.

Ferry masih klimis dan necis seperti dulu hanya sedikit agak buncit perutnya tapi perhatiannya ke kawan-kawan Yeremia tetap besar dan tetap menjomblo. (Maju terus kawan, dari anda banyak hal yang saya pelajari dan contoh)

Setelah ngobrol dari sabang sampai merauke Mercy dan kak Yulia pamit duluan maklum Mercy ada tugas gereja sedangkan kak Yulia harus pulang ke Bekasi. Wah sayang Mercy ga sempat ketemu Jimmy Timung. Percakapan masih berlanjut dengan seru dan biasa…. Sesi foto ga abis-abisnya bahkan membajak pelayan resto utnuk bantu jadi juru foto (pantesan aja pesenannya lama lha pelayanannya disuruh foto melulu).

Berikutnya Yana pamit dan rupanya dia balik lagi bersamaan dengan datangnya mba Yuni (dari Bandung dan ketemu Yana di loby Citos). Mba Yuni cerita kalau awal Agustus akan mission trip ke Sumba Timur, Ferry mau ke Ambarawa dan Andre ke Merauke. Waktu dicocokan akhirnya rencana berikut disepakai bikin PD tanggal 22 Agustus 2009 tempat menyusul. Hampir jam 9 malam saya pamit pulang bersama Yonan dan Bambang.

Dalam perjalanan kami bicara panjang lebar bernostalgia dan menceritakan pengalaman saya secara pribadi, tapi waktu terasa sangat singkat karena tak lama kemudian Yonan turun di daerah Pondok Cabe disusul kemudian oleh Bambang. Senang ketemuan dengan kalian mudah-mudahan komunikasi tidak hanya di malam itu tapi bisa terus, terlebih terus saling mendoakan.

Ah… seandainya yang hadir bisa lebih banyak, teringat saya kepada Nelson, Arman (kel. Lenggu) Aik, Roy, Duma, Minda (kel Aritonang), kel Rugebregth, Ezra, Esther, kel. Hutabarat, kalau ditulis semua jadi daftar absensi.

Pukul setengah 11 saya tiba di Pamulang Villa untuk mandi dan menjenguk Raphael (ponakan kecil usia 2 minggu) bapak ibunya mulai agak repot karena sering bangun dan menangis… (biasalah anak kecil semua orang tua juga mengalaminya).

Setengah jam disana dan setelah makan ala kadarnya saya segera menuju Serang lagi sekitar jam 12 lewat 15 tiba dengan sehat dan selamat, ngobrol sebentar dengan nyonya dan kemudian tidur. Terima kasih Tuhan untuk pertemuan yang Engkau berkati terlebih melihat saudara-saudara dalam Tuhan di awal hidup baru saya tetap bersemangat melayaniMu.

Aku mengucap syukur kepada Allahku setiap kali mengingat PD Yeremia

SHS

2 komentar:

Nelson P Lenggu mengatakan...

Keren ceritanya, memang persekutuan Yeremia mampu membentuk dasar untuk kondisi seperti ini. Yesus loves us

sampe manullang mengatakan...

persekutuan Yeremia khususnya pembinaannya memang sungguh pengajaran dasar yang membentuk kita untuk terus bergerak dan bertumbuh. Apalagi dunia Kristen-an sekarang sudah diserbu (dikemas) dengan banyak unsur hiburan ala showbiz.