Rabu, 01 Juli 2009

Saya tidak melayani Tuhan

1 Kor 15 : 58 ‘…. Jerih payah di dalam Tuhan tidak sia-sia ‘ ini adalah salah satu ayat yang banyak dihapal dan diklaim oleh kita yang menyebut pelayan Tuhan.

Banyak diantara kita yang giat bekerja dan mau berjerih lelah karena ada pemahaman yang mengatakan bahwa jerih payah kita didalam Tuhan tidak sia-sia, sehingga tidak heran ada banyak waktu, banyak tenaga dan banyak uang kita berikan untuk mendukung pekerjaan Tuhan dengan harapan kita diberkati dan memperoleh imbalan jasa dari Tuhan berupa berkat yang melimpah, entah itu bekat financial, berkat kesehatan, berkat keluarga bahkan berkat bangsa-bangsa.

Siapa yang tidak mau berkat, siapa ? apalagi berkat bangsa-bangsa. Berkat kecil-kecilan seperti ditraktir teman (kalau perlu menodong teman yang ulang tahun), dapat hadiah ulang tahun, dapat door prize, dapat persembahan kasih sampai berkat bangsa-bangsa.

Salahkah saya kalau dalam melayani Tuhan saya terobsesi dengan pikiran seperti itu ? apalagi banyak hamba Tuhan atau gereja yang khotbahnya selalu mendorong jemaat untuk setia agar diberkati, taat agar diberkati, memberi supaya diberi, beribadah supaya diberkati, berdoa supaya diberkati, baca Alkita supaya diberkati, melayani supaya diberkati. Kalau tidak kaya berarti tidak setia, kalau tidak sehat berarti tidak taat, kalau karir tidak tinggi berarti kurang dalam memberi dsb.

Sehingga tidak heran secara samar-samar (hanya dapat dilihat dengan jernih ketika kita merenung dan bersaat teduh) bukan kita tapi saya mendapati kalau kita eh bukan tapi saya bukan sedang melayani Tuhan tetapi sedang melayani diri sendiri. Saya kuatir kalau tidak lagi masuk dalam daftar pelayan minggu atau dalam bulan ini maka jangan-jangan berkat saya akan berkurang atau bahkan lenyap. Kalau saya tidak mendapati diri saya sedang melayani jangan-jangan pekerjaan saya akan menemui banyak hambatan dan kesulitan.

Jadi saya melayani bukan melayani Tuhan tetapi melayani diri sendiri. Karena saya tetap melayani supaya kondisi finansial saya tetap baik, kesehatan bagus, keluarga sejahtera kalau bisa berkat bangsa-bangsa mengalir ke pundi-pundi saya. Bisakah saya menyebut diri saya pelayan Tuhan? Sekalipun saya masih aktif dalam pelayanan ?. Tidak…. saya bukan melayani Tuhan tetapi melayani diri sendiri.

Dalam kegiatan retreat Sekolah Minggu ada orang tua yang bersedia membantu doa, terlebih dana bukan karena ingin memuliakan Tuhan tetapi karena anaknya ikut retreat tersebut. Mereka tidak rela anaknya ikut dalam bis yang jelek, tidak ada ac, duduk berdesak-desakan. Mereka memberi lebih banyak bantuan dana bukan untuk kemuliaan Tuhan tetapi karena tidak rela anaknya yang ikut retreat tersebut tidur di tempat yang buruk, makanan tidak enak karena buruknya fasilitas penginapan retreat.

Sesungguhnya mereka bukan melayani Tuhan tetapi sedang melayani diri sendiri dalam hal ini melayani anak mereka sendiri. Sehingga ketika anaknya beranjak remaja kegiatan Sekolah Minggu tidak lagi perlu dibantu dan diperhatikan tetapi kegiatan remajalah yang sangat penting dibantu, ketika anak mereka beranjak pemuda maka kegiatan pemudalah yang sangat penting untuk dibantu. Bukan semata-mata karena kegiatan itu penting tapi karena anak mereka ada disana.

Apakah saya masih bisa berkati ‘Saya melayani Tuhan? ‘ Tidak, saya sedang melayani diri sendiri. Jadi bagaimana seharusnya?. Tentu saya bukan anak kecil atau bayi rohani lagi bila dilihat dari segi waktu, sudah seharusnya dan sepantasnya kita dewasa dalam iman, sudah seharusnya kita menyadari bahwa hidup kita adalah untuk Kristus, sudah seharusnya hidup kita bukan lagi melayani diri sendiri tetapi melayani Kristus yang menebus kita, pemilik hidup kita.

Biarlah sisa waktu yang kita punya tidak kita buang dengan percuma dengan hanya berkutat untuk kepentingan diri sendiri. Pikirkan dan renungkan apa yang sudah Tuhan buat untuk kita sehingga kita merespon dengan memberi hidup untuk Tuhan, bukan kita melakukan sesuatu untuk Tuhan supaya Tuhan melakukan sesuatu buat kita.

Segala kemuliaan bagi Tuhan

SHS

Tidak ada komentar: