Kamis, 06 November 2008

Pekerjaan baru


Sementara saya sedang menulis tentang lagu poco-poco dalam acara adat batak saya menerima sms dari anak saya (anak adik saya) Festus, bunyinya ‘Pa tua Sampe, papi fey udah msk ke ..... (salah satu maskapai perbangan) mulai tgl 1 November doakan semoga diberkati Tuhan’ langsung saya berucap ‘Terima kasih Tuhan dan berkati adik saya di pekerjaan barunya’. Tentu bukan sesuatu yang mudah bagi adik saya dalam mengambil keputusan untuk mengundurkan diri dari Merpati tempat dia bekerja hampir selama 10 tahun.

Waktu selesai dari SMT Penerbangan Jakarta di kawasan Blok M dia mengikuti recruitment pegawai yang diadakan oleh Merpati. Setelah beberapa test yang berhasil dilewati dengan baik yang memakan waktu cukup lama, pulanglah dia suatu hari mendapati mama sambil menangis sedih, ‘Ma.. mama ada uang ga?‘ Mama dengan segera menghampiri dia dan bertanya ‘Uang untuk apa ?’ ‘Menurut orang-orang dan kawan-kawan kalau kita ga ada uang saya ga akan diterima di Merpati!’ sahut adik saya dengan sedih, waktu itu saya ada disitu dan mendengar percakapan mereka. Mamapun berbicara lagi ‘Aduh dari mana uang kita… kita ga ada uang’. Maklum waktu itu kami tidak lagi mempunyai ayah karena beliau sudah meninggal ketika adik saya ini duduk dikelas 6 SD. Jadi mama sudah menjadi single parent sejak saya remaja dan tentu kebutuhan uang yang dia katakana bukan dalam jumlah yang kecil.

‘Mama ga ada uang amang…. ‘ demikian dia memanggil adik saya yang nama lengkapnya Mangihut Simanullang. Kami duduk bersama dengan sedih, pasrah dan cuma bisa berharap kepada kemurahan Tuhan. Selang beberapa hari pulanglah dia dengan berita gembira bahwa dia diterima di Merpati. Alangkah senangnya kami sekeluarga dan sangat bersyukur akan kemurahan Tuhan. Ketika kami tak berdaya dan nyaris hilang harapan karena tidak punya uang ternyata Tuhan menunjukkan kemurahannya, yang kata orang-orang kami harus menyediakan uang agar dia bisa diterima kenyataannya kami tak perlu mengeluarkan sepeserpun uang. Adikku ingatlah selalu akan pertolongan Tuhan padamu dan bersyukurlah.

Kemudian dia harus mengikuti pendidikan yang diadakan di Surabaya, dalam satu kesempatan yang baik saya mengunjungi dia di Surabaya. Saya tiba jam 4 pagi di Surabaya dan langsung menjumpai dia (ketika itu kantor tempat saya bekerja mempunyai cabang di Surabaya). Setelah beberapa bulan mengikuti pendidikan dia pulang dan dengan senangnya memperlihatkan photo-photo ketika dia ada di pelatihan yang semi militer, tampak di photo tersebut dia dan kawan-kawannya di sebuah rawa dan mama memandangi photo tersebut dengan perasaan haru dan bangga.

Dia bertugas di Halim pindah ke Palembang dan terakhir tugas di Medan. Kalau ada berita kecelakaan pesawat selalu saya memperhatikan kalau-kalau itu adalah Merpati dan kalau memang Merpati saya selalu menyembunyikannya dari mama dan memberitahukan kemudian setelah memastikan keadaan adik saya baik-baik saja. Dalam beberapa waktu lamanya terdengar kabar kalau Merpati mengalami masalah dan saya selalu berkata dan berdoa ‘Terbanglah Merpati dengan Jaya’ setiap kali melihat iklan Merpati di TV atau di surat kabar, ya karena di sana adik laki-laki saya bekerja. Sesekali saya mencari informasi lowongan pekerjaan untuk teknisi pesawat baik di luar negeri maupun dalam negeri.

Menjelang akhir tahun 2007 adik saya mengikuti pendidikan yang diadakan Merpati di China. Terbersit perasaan bangga kalau dari kami ada juga yang bisa pergi ke luar negeri apalagi ini bukan jalan-jalan tetapi tugas menuntut ilmu, saya yakin mama pun pasti bangga anaknya ada yang ke luar negeri mengingat kami hanyalah keluarga sederhana dari kampung, Karena mama terbatas pengetahuannya setiap ada yang bertanya dia tidak bilang kalau anaknya ke China tetapi ke Hongkong.

Menjelang bulan Agustus 2008 sudah mulai terdengar lagi berita tentang kesulitan Merpati dan kami enggan mendiskusikannya kalau sedang duduk bersama-sama dengan mama, tapi rupanya adik saya ini dalam beberapa kesempatan sudah mengikuti testing di maskapai lain ke Jakarta tanpa memberitahu dan mampir ke rumah mama (kami mengetahui setelah mama meninggal). ‘Saya kuatir mama gelisah dan tidak tenang kalau tahu saya sedang cari pekerjaan baru’ katanya. Setelah mama dikebumikan dan anggi boru (istrinya) serta Festus pulang kembali ke Medan dia masih tinggal di Pamulang untuk menantikan test atau interview di Jakarta supaya dia tidak perlu bolak-balik.

Ternyata dia telah memutuskan berhenti dari Merpati (pilihan yang sulit) waktu dia tanya pendapat saya, jujur saya agak keberatan tapi saya mengerti dan menyadari kalau keadaan tentang pekerjaannya dia pasti lebih tahu. Jadi sekarang dia penggangguran??? Pikirku. Kembali doa dinaikkan dan nasehat supaya sabar kami ucapkan tetapi tetap saja bukan perkara mudah bagi dia untuk menantikan panggilan dan kepastian pekerjaan dari tempat barunya.

Tiba-tiba dia harus pulang ke Medan ‘Ada pyskotest’ katanya. Setelah itu dia telephone lagi ‘Bang… bantu doanya supaya saya diterima di .... , saya sudah putuskan untuk tidak menerima tawaran salah satu maskapai baru dan menunggu yang tinggal proses HRD’ dia bercerita. Saya sempat menyayangkan keputusannya yang terlalu cepat menolak maskapai baru itu ‘Tidak bisa kamu mengulur jawabanmu sampai ada kepastian dari maskapai tsb ?’ ‘Sudah saya putuskan bang.. karena saya yakin diterima’. ‘Ya sudahlah tunggu saja dengan sabar dan percayalah Tuhan pasti memelihara kalian’.

Akhirnya sampailah pesan pendek tersebut dan saya mengucap syukur mendengarnya. “Bekerjalah dengan baik dan pandai-pandailah bersikap ditempat yang baru’ demikian nasehat saya kepadanya. Saya salut akan keteguhan hati dan kesabarannya, dan saya percaya tidak mudah untuk mengambil keputusan seperti itu. Tuhan memberkatimu dan keluargamu dan kita semua.

SHS

Tidak ada komentar: