Senin, 05 Maret 2012

Penjahat yang tersalib


Satu waktu saya mendengarkan sebuah khotbah yang menyinggung salah seorang penjahat yang tersalib bersama dengan Tuhan Yesus Dalam khotbahnya beliau mengatakan kalau seandainya di sorga ada aula/bangsal mungkin penjahat yang bertobat itu akan ditempatkan disana dasarnya adalah karena dia setelah bertobat tidak berbuat apapun buat Tuhan Yesus atau tidak memberikan sumbangsih buat kerajaan Allah, begitu kira-kira yang saya tangkap. Berikut renungan paskah saya ditahun 2012 berkisar tentang penjahat yang bertobat tersebut.

Di suatu bukit yang panas dimana matahari memancarkan sinar teriknya dan debu yang bertebaran, di suatu bukit yang sulit untuk didaki tampaklah orang banyak berkerumun, hampir sebagian besar dari mereka menampilkan wajah yang penuh dengan kemarahan dan kebencian. Beberapa dari antara mereka mengenakan jubah-jubah kebesaran yang menandakan kalau mereka bukan dari kalangan biasa, beberapa adalah para tentara yang terdiri dari perwira dan prajurit, dan sebagian besar lagi adalah orang biasa.

Tetapi mereka mempunyai satu kesamaan yaitu diliputi oleh kemarahan dan kebencian yang memuncak, siapakah mereka, dari mana mereka berasal dan mengapa mereka demikian marah dan benci ? Siapakah yang menjadi sasaran kemarahan dan kebencian mereka ?

Imam Yahudi atau para ahli Taurat dan orang Farisi sebenarnya adalah dua kelompok yang punya hubungan tidak harmonis akan tetapi kemudian mereka bersatu untuk melawan dan menghukum Tuhan Yesus yang mereka anggap mengancam posisi mereka, sekalipun mereka tidak menemukan kesalahan pada Tuhan Yesus tetapi mereka kemudian menghasut rakyat dan mendesak pimpinan poltik ketika itu Ponsius Pilatus untuk menjatuhi hukuman mati kepada Tuhan Yesus.

Ponsius Pilatus tidak menemukan kesalahan dan alasan untuk menjatuhi hukuman akan tetapi karena dia takut akan terjadi pemberontakan dan diadukan kepada kaisar bahwa ia ingin melawan kaisar maka dia mengabulkan keinginan orang banyak untuk menjatuhi hukuman mati dengan menggunakan kekuatan politik dan militer yang ia punya. Ia tidak mau dianggap melawan kaisar sehingga posisinya bisa digeser atau mungkin disinggkirkan oleh kaisar.

Para kaum rohaniwan ketika itu menggunakan kuasa agama untuk menyingkirkan Tuhan Yesus, Ponsius Pilatus menggunakan kuasa politik dan militer untuk menyelamatkan dirinya dan menghukum Tuhan Yesus sementara orang banyak berhasil di hasut dan diprovokasi bahwa Tuhan Yesus adalah penipu masyarakat yang memberi harapan kosong bahkan penyesat dan penghujat Allah ketika mengatakan diriNya adalah Anak Allah yang dalam pemahaman Yahudi itu mempersamakan diri dengan Allah.

Orang banyak merasa tertipu oleh Tuhan Yesus semula mereka berpikir Dia lah raja yang dinanti nantikan Dia lah pahlawan yang dirunggu tunggu untuk membebaskan Isarel dari penjajahan Romawi. Semula mereka menyanjung-nyanjung akan tetapi sekarang mereka berbalik dan memusuhi Tuhan Yesus dan menginginkan kematianNya.

Mulai dari dini hari mereka hingga siang hari mereka turun kejalan keluar dari rumah mereka masing-masing berkumpul di depan kediaman Ponsius Pilatus dibawah pimpinan ahli-ahli agama melakukan demonstrasi besar-besar menuntut agar Ponsius Pilatus menjatuhi hukuman mati kepada musuh nomor satu dan musuh bersama yaitu Tuhan Yesus.

Jika anda anda pernah berada ditengah-tengah demontrasi besar-besaran seperti ini anda akan mengerti situasi yang terjadi. Suasana begitu riuh, makian, umpatan, hujatan, sumpah serapah bersahut-sahutan, setiap kali pemimpin melakukan orasi dan meneriakkan yel-yel maka akan terjadi suasana seperti sebuah paduan suara sumbang yang sangat besar meneriakkan tuntutan yang sama “Mati, mati, mati ' itulah tuntutan yang diteriakkan dengan keras seolah-olah tenggorakan mereka tidak pernah merasa kering' Saya yakin suasananya lebih berkali-kali lipat dibandingkan dengan ketika saya ada ditengah tengah demo besar-besaran para buruh.

Akhirnya tuntutan mereka berhasil, akhirnya perjuangan mereka membuahkan hasil. Pilatus sebagai pemimpin militer dan politik yang berkuasa mengabulkan tuntutan mereka untuk menjatuhkan hukuman mati atau sekalipun Pilatus tidak bersedia memenuhi keinginan mereka, maka mereka bertekad untuk melakukan pemberontakan dan huru hara untuk memaksakan tuntutan tersebut.

Suara sorak-sorai kemenangan yang bersahutan terdengar dan mulailah lautan manusia itu bergerak menggelandang Tuhan Yesus sebagai pesakitan menuju eksekusi hukuman mati ke bukit Gologa. .Semua aktifitas lain berhenti di kota itu, semua orang bersatu untuk melihat tokoh itu, mereka berdesak-desakan berdiri di bagian terdepan dan mengambil posisi yang strategis di sepanjang jalan yang dilalui oleh gelombang unjuk rasa itu.

Entah itu hanya sekedar melihat atau ingin ikut menghujat, mencemooh. Rombongan berjalan dengan lambat karena banyaknya orang dan jalan yang mendaki belum lagi banyak orang yang masuk ke dalam lintasan jalan baik hanya untuk melihat dengan jelas maupun meludahi, melempari dengan apa saja yang bisa dilempar. Para tentara sibuk menertibkan kerumunan orang dan orang-orang yang memenuhi jalan agar rombongan bisa lewat.

Sesekali rombongan terhenti karena orang-orang yang berdesakan sementara Kristus dengan letih kehabisan tenaga dan kesakitan terus berjalan terseok-seok sambil memikul kayu yang besar dan berat untuk penyalibanNya. Sebelum dijatuhi hukuman mati tubuhNya telah habis diremuk redamkan dan disiksa disesah oleh tentata romawi itulah sebabnya Dia terjatuh beberapa kali di jalan mendaki dan penuh dengan bebatuan. Setiap kali Dia terjatuh orang banyak berteriak kegirangan. Suatu pemandangan yang sangat memilukan, sehingga beberapa orang tidak tahan dan beberapa perempuan menangis iba.

Kuatir kalau Tuhan Yesus tidak kuat lagi berjalan dan mati diperjalanan karena memilkul kayu salib besar itu maka para tentara Romawi memaksa Simon dari Kirene untuk membantu mengangkat kayu tersebut. Ketika tempat penyaliban di bukit golgota sudah mulai terlihat jelas, suara hingar bingar orang banyak semakin keras.

Akirnya tibalah rombongan tersebut di tempat tujuan, diiringi siksaan dan penghinaan yang luar biasa pakaianNya dilucuti, Dia ditelanjangi di depan umum dan pakaianNya dibuang undi oleh para tentara. Paku yang besar dipersiapkan dan kemudian menghujam keras menembus tangan dan kaki bahkan menembus kayu yang digunakan untuk menyangga tubuhNya.

Kayu salib perlahan-lahan terangkat dan ketika berdiri sempurna orang-orang bersorak-sorai puas sebagai tanda kemenangan. Matahari bertambah tinggi dan sinarnya mulai menyengat, luka yang menganga lebar semakin membuat kesakitan belum lagi pelan-pelan tapi pasti tubuhNya bergerak turun dan tertahan di pergelangan tangan yang terpaku,

Satu pemandangan yang menyayat, Allah pencipta turun ke dalam dunia, Sang pencitpa masuk ke dalam ciptaanNya, ketika Dia masuk, Dia masuk di dalam kandang binatang, ketika Dia mati, Dia diperlakukan seperti binatang. Oh Tuhan Yesus kenapa Engkau rela menjalani itu semua ?

Tapi cukupkah itu ? Tidak! Ada hal lain yang membuat sakit, yaitu cacian, hujatan, umpatan belum lagi murid-murid yang mengatakan bahwa mereka akan setia telah meninggalkan Dia bahkan seorang diantaranya bersedia mati bagiNya telah menyangkaliNya. Keadaan yang paling menyedihkan dan memilukan lebih dari semua itu adalah ketika Dia berteriak 'Allahku Allahku mengapa Engkau meninggalkan Aku'

Di bawah salib hanya terdapat beberapa orang yang masih mau menemaniNya di antara banyak orang yang melawan Dia. Suara suara penghinaan terdengar dan diantara suara-suara itu terdengar juga dengan jelas suara-suara hujatan dari ke dua penjahat di sampingNya. 'Jika Engkau Anak Allah selamatkan diriMu dan kami'.

Didalam kondisi tak berdaya Dia tetap tegar, didalam kondisi terhina Dia sabar, dalam kondisi teraniaya dan dipermalukan Dia tidak risau bahkan bersikap agung dan penuh belas kasihan diantaranya Dia mengatakan 'Ya Bapa ampunilah mereka sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat'.

Pada saat dia tergantung diatas kayu salib bersama dengan Tuhan Yesus ada dua orang penjahat yang lain, mula-mula seorang penjahat yang bersama dengan penjahat yang lain itu mengatakan kata-kata yang mengejek Tuhan akan tetapi kemudian lambat-lambat salah satu dari dua penjahat tersebut memperhatikan dan tergugah oleh kesadaran bahwa Orang ini tidak bersalah Orang ini adalah Orang yang agung Orang ini adalah Orang benar, Orang ini bukan manusia biasa, Orang ini benar seperti pengakuanNya bahwa Dia adalah Anak Allah, Dia adalah Allah sendiri. Kalau bukan mana mungkin di dalam kondisi seperti ini Dia bisa bersikap demikian. Hanya Allah yang mampu dan berhak mengampuni, hanya Allah yang bisa seperti ini.

Dia menyadari dirinya dan keadaannya, dia menyadari bahwa dia orang berdosa yang layak untuk dihukum akan tetapi Tuhan Yesus adalah pribadi yang benar yang tidak layak untuk mendapat hukuman seperti mereka.

Terlintas sebagian tulisan Khalil Gibran dalam benak saya

(Oh Yesus, Engkau, di atas salib, adalah lebih mulia dan berharga daripada seribu raja-raja di atas seribu tahta dari seribu kerajaan.
Engkau, dalam sengsara kematian-Mu, lebih kuat daripada seribu panglima dalam seribu peperangan. Dengan kesedihan-Mu, Engkau lebih berbahagia daripada musim semi dengan bunga-bunganya. Dengan penderitaan-Mu, Engkau lebih berani untuk diam daripada malaikat-malaikat surgawi yang menangis.
Di hadapan para penyesah-Mu, Engkau lebih teguh daripada gunung batu.
Mahkota duri-Mu lebih cemerlang dan mulia daripada mahkota yang paling indah sekalipun. )

Lalu keluarlah kalimat yang perlu kita dengar dari satu penjahat yang tersalib kepada penjahat yang lain dan kalimat itu juga pantas ditujukan kepada kita 'Tidak patut kita mengatakan hal-hal yang mencela Dia, kita layak menerima ganjaran atas perbuatan kita tapi Orang ini Dia adalah Orang benar Dia tidak patut menerimaNya'

Orang ini mengerti bahwa dia berada ditempat yang benar yaitu mati karena pelanggaran dan dosa yang telah dia buat akan tetapi Tuhan Yesus ? Dia tidak sepatutnya menerima hukuman dan berada di bukit tengokak untuk tersalib. Sehingga ia pun menegor penjahat yang lain 'Janganlah kita berkata demikian lagi. kita memang pantas untuk mendapatkan perlakuan seperti ini akan tetapi tidak dengan Dia (Yesus). Yesus tidak bersalah'.

Sebuah pengakuan yang fenomenal, sebuah kesadaran yang luar biasa, kenapa saya katakan luar biasa ? Karena ada begitu banyak orang yang tidak menyadari kesalahannya, lihatlah para penjahat, lihatlah para koruptur, lihatlah disekitar kita terlalu banyak orang brengsek terlalu banyak orang yang kurang ajar bahkan mungkin kitalah orangnya yang sekalipun nyata-nyata bersalah masih merasa diri benar, yang nyata-nyata berdosa masih berpura-pura saleh yang nyata-nyata berjinah beetingkah suci yang nyata-nyata menipu Allah masih berani melayani Dia yang nyata-nyata memberontak masih berani berkata setia serta kemunafikan-kemunafikan yang terlalu banyak untuk ditulis dan dibicarakan.

Bukankah ini akibat dari dosa ? Adam dan Hawa merasa diri benar. Adam berkata Hawa lah yang menyebabkan dia bersalah, Hawa berkata ularlah yang menjadi gara-gara, dia tidak bersalah, bahkan Adam mempersalahkan Tuhan, Adam dan Hawa tidak merasa bersalah. Orang-orang Isreal berkata kepada Tuhan 'Dengan apakah kami menipu Engkau, dengan cara bagaimanakah kami memberontak terhadap Engkau ?'

Bukan hanya Adam dan Hawa, bukan hanya orang Israel hampir semua orang termasuk saya, termasuk banyak orang Kristen dan pelayan Tuhan yang demikian. Betapa memilukannya sikap kita bagi Tuhan, itulah sebabnya Tuhan Yesus sangat keras dan sengit kepada orang-orang yang demikian. Kepada Siapakah sikap Tuhan yang paling sengit dan keras ? kepada penjahat ? kepada pelacur ? kepada pemungut cukai ?

Bukan sekali lagi bukan, tetapi kepada orang-orang yang merasa diri bersih, kepada orang-orang yang mengaku melayani kepada orang orang yang merasa suci tidak berdosa kepada orang orang yang ada di wilayah rohani kepada orang orang di sekitar bait Allah kepada orang orang yang melayani di bait Allah lihatlah kemarahanNYa di Bait Allah, lihatlah sikapNya kepada orang orang Farisi dan Imam-imam kepala.

Dengarlah kecamannya kepada orang orang yang merasa diri hebat melayani Tuhan dalam Mat 7 :21-22 Sungguh ironis bukan ? lalu bandingkan sikap kita semua dengan sikap penjahat yang kita pikir tidak sebanding dengan kita yang merasa telah memberi sumbangsih bagi Kerajaan Sorga.

Dia menyadari dosanya, dia mengakui kesalahannya, banyakkah orang yang seperti ini ? Tidak banyak Adam sulit mengakuinya, Hawa tidak menyadarinya dan terus bertahun-tahun, berabad-berabad puluhan orang, ribuan, jutaan bahkan bermiliar-miliar manusia termasuk kita didalamnya tidak merasa sebagai orang berdosa, kadang kita masih bisa berbangga diri sebagai orang benar dibandingkan orang lain.

Setelah itu dengan sisa tenaga dan kekuatannya dia berkata kepada Tuhan Yesus 'Yesus ingatlah akan aku apabila Engkau kembali sebagai Raja' Raja ? Yesus akan kembali sebagai raja ?. Coba perhatikan dan dengar kalimat pengakuannya sekali lagi ''Yesus ingatlah akan aku apabila Engkau kembali sebagai Raja''.

Bagi kita kalimat ini adalah kalimat biasa, kalimat umum bahkan kalimat yang keluar dengan deras dan sendirinya keluar tanpa pengertian dan makna yang dalam, ada berapa banyak lagu yang berisi kata-kata Kaulah Raja, Kaulah Raja segala raja yang kita nyanyikan dan katakan dengan kosong, enteng dan tanpa kegentaran sama sekali. Sehingga kalimat ini menjadi kalimat yang enteng dan sembarangan keluar dari mulut kita tanpa rasa dan sikap hormat.

Tidak salahkan kalimat penjahat ini? Bagaimana mungkin dia bisa mengakui bahwa Yesus adalah Raja justru pada saat Dia sedang tertawan, bagaimana mungkin dia bisa berkata bahwa Yesus adalah Raja justru saat tidak ada satu kuasa dan kekuatanpun yang dapat dibuktikan. Tidak ada bala tentara yang kelihatan tidak ada seorang pelayanpun yang tampak tidak ada kemegahan dan kemenangan,

Pada saat itu Yesus seperti seorang pecundang, pesakitan, terhina seperti binatang. Tidak ada kemuliaan, tidak ada kemegahan tidak ada apapun yang dapat dibanggakan tapi penjahat ini justru dapat berkata dan mengakui bahwa Yesus adalah Raja. Kalau bukan karena anugerah Tuhan tidak mungkin bisa dan tidak mungkin pernah ada iman dan pengakuan seperti ini.

''Yesus ingatlah akan aku apabila Engkau kembali sebagai Raja''. Pengakuan lain yang lebih menggetarkan hati saya adalah pengakuan fenomenal 'Kalau Engkau kembali'. Pada saat itu Yesus berada di ambang kematian tetapi penjahat ini mempunyai iman yang mengagumkan menerobos ke masa depan menerobos ke dalam kekekalan. Dia percaya bahwa kematian tidak akan menghalangi Yesus untuk bangkit dan hidup kembali sebagai Raja yang akan datang.

Murid-murid pun masih sulit untuk mengerti hal ini bahkan ketika Yesus sudah bangkit sebelum Ia terangkat ke Sorga mereka masih meminta Yesus untuk memulihkan kerajaan Israel saat itu, mereka masih belum paham akan kedatangannYa kembali kelak sebagai Raja yang sesungguhnya.

Kalimat pengakuan iman penjahat ini bergema dengan keras disepanjang zaman, bahwa Dia adalah Raja yang akan kembali. Kubur tidak sanggup manahan kebangkitannya, maut kehilangan sengatnya Yesus akan kembali sebagai Raja.

Kalimat yang sederhana seperti juga tindakan 'bodoh' bagi murid-murid ketika seorang perempuan memboroskan minyak wangi yang begitu mahal hanya untuk meminyaki tubuh Yesus dari kepala sampai kaki dan kemudian menyeka kaki Yesus dengan rambutnya tapi justru Tuhan Yesus memuji perempuan itu dan berkata bahwa dimanapun Injil diberitakan maka apa yang diperbuat oleh perempuan itu akan terus diingat.

Kiprah penjahat tersebut memang sangat singkat, dia harus mati setelah itu tapi mungkin dialah orang pertama memperoleh jaminan pasti secara langsung dari Tuhan Yesus bahwa pada saat itu juga dia bersama dengan Tuhan Yesus di Firdaus.

Saya tidak berani menganggap enteng pernyataannya dan teladannya, siapakah saya ? Beranikah saya menganggap penjahat ini tidak Allah anugerahkan sesuatu untuk berkontribusi bagi kerajaan Allah ?

Pikiran saya terbang kembali pada satu saat saya mendengar seorang pendeta berkata 'mungkin penjahat yang disalib bersama dengan Tuhan Yesus hanya akan menempati sebuah aula atau bangsal di sorga nanti'. Mungkinkah ? Apakah saya lebih baik dan lebih berkontribusi dari pada dia ? Saya tidak tahu, hanya Allah yang tahu dan mung

Biarlah kita dengan rendah hati menyadari bahwa kita adalah orang-orang yang sebenarnya tidak layak memperoleh anugerahNya tidak ada satupun kebanggaan dan kebolehan untuk menjadi percaya kecuali oleh karena anugerahNya

Selamat Paskah 2012

Sampe Manullang


Tidak ada komentar: